Setelah melakukan kunjungan ke Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot terkait rencana kenaikan tarif masuk bulan April mendatang. Komisi III DPRD Tabanan terus turun ke lapangan untuk meninjau kesiapan dari masing-masing DTW di Tabanan. Kali ini DTW yang dikunjungi di antaranya Jatiluwih dan kawasan Ulun Danu Beratan. Rombongan dipimpin langsung Ketua Komisi III DPRD Tabanan Made Eka Dana dan diterima Camat Penebel Putu Agus Hendra Manik, Perbekel Jatiluwih Nengah Wirata dan instansi terkait, seperti Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Dinas Pendapatan Daerah, Kamis (19/1) kemarin.
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPRD yang membidangi keuangan, terungkap berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh anggota Komisi III Loka Antara dan Widhyadnyana, di antaranya mengenai sistem pengelolaan Jatiluwih, penetapan Jatiluwih sebagai Warisan Budaya Dunia hingga komitmen dari desa adat untuk tetap menjaga alam.
Menanggapi hal tersebut, Perbekel Jatiluwih Nengah Wirata mengungkapkan selama ini sistem pengelolaan Jatiluwih hanya bcrdasarkan pada kesepakatan antara pihak desa dengan pemerintah kabupaten dan akan mengarah menjadi badan pengelola. Terkait dengan rencana ditetapkannva Jatiluwih oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia memiliki manfaat terhadap kunjungan wisatawan.
“Meski pada bulan April nanti tarif tiket masuk ke DTW Jatiluwih mengalami kenaikan, namun pihaknya optimis kunjungan wisatawan akan terus mengalami peningkatan, terlebih Jatiluwih sendiri rencananya akan menjadi Warisan Budaya Dunia,” ungkapnya.
Wirata menambahkan, untuk menjaga kawasan ini tetap lestari, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti memberikan penyuluhan kepada petani di mana pertanian di Jatiluwih pelaksanaannya harus terintegrasi dengan pariwisata, peternakan, perikanan dan perkebunan.
Hingga saat ini tiap bulannya kunjungan wisatawan ke DTW yang memiliki luas 303 ha ini mencapai 2.500 orang, di mana puncaknya diperkirakan terjadi pada bulan Agustus yang mencapai 8.000 orang.
Menanggapi pernyataan ini, Ketua Komisi III DPRD Tabanan Made Eka Dana menyatakan dengan naiknya tarif masuk per April mendatang, pihaknya berharap pengelola DTW Jatiluwih untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada wisatawan. “Saya harapkan potensi-potensi yang dimiliki DTW Jatiluwih dapat dikemas sedemikian rupa, seperti pariwisata air terjun, tracking hingga bersepeda,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Badan Pengelola DTW Ulun Danu Beratan I Wayan Mustika. Pihaknya menyatakan optimis dan kesiapan diberlakukannya kenaikan tarif masuk pada April mendatang dengan fasilitas yang dimiliki DTW Ulun Danu Beratan, seperti wisata air dan puranya.