Banyaknya proyek jalan yang amburadul dan tidak sesuai bestek, membuat kalangan Dewan Tabanan geram. Terkait hal tersebut, Ketua DPRD Tabanan I Ketut Suryadi segera memanggil Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan juga mengusut para rekanan yang menggarap proyek yang dinilai amburadul dan tidak sesuai bestek tersebut.
“Saya akan segera memanggil Kadis PU untuk mengusut para rekanan yang nakal,” kata Boping.
Dikatakan, pengerjaan proyek tersebut menghabiskan dana sangat besar. Apalagi banyak dana pengerjaan jalan tersebut merupakan dana pusat atau pun propinsi, karena dana yang dimiliki Pemkab Tabanan terbatas. Boping menjelaskan, jeleknya kualitas proyek dipicu banyak faktor. Salah satunya, indikasi bocornya anggaran ke oknum-oknum tertentu. Akibatnya, rakyat yang menjadi korban. Tidak salah banyak warga yang mengeluh dengan kualitas proyek yang ada di wilayahnya. “Tidak salah warga mengancam demo karena tidak puas dengan pengerjaan jalan hotmix itu,” katanya.
Menurut Boping, pihaknya sudah mengantongi data proyek aspal hotmix yang tersebar di 10 kecamatan. Harus ada langkah terpadu untuk menilai para kontraktor yang mengerjakan proyek di Tabanan. Harapanhya, tidak ada lagi pengerjaan proyek yang tidak benar dan ada ‘perselingkuhan’ antar pengusaha dengan penguasa. Karena itu, dia sepakat seluruh kontraktor nakal diblacklist alias dilarang ikut tender lagi. Saat ini, lanjut Boping, jajaran DPRD serius memberikan anggaran bagi pembangunan infrastruktur, terutama jalan raya. Sebab, warga sangat membutuhkan perbaikan jalan yang sudah rusak parah. Karena itu, DPRD menyetujui penggunaan anggaran yang cukup besar bagi proyek jalan. “Tapi kalau kualitas pengerjaanya amburadul, ini yang mengecewakan,” imbuhnya. Menurut Boping, banyak pekerjaan proyek yang dicurigai tidak sesuai kontraknya. Karena itu, klarifikasi dari Dinas PU Tabanan sangat dibutuhkan. Pemanggilan ini akan dijadwalkan setelah DFRD menggelar pembahasan rancangan Perda Tower bersama Pemkab Tabanan. Idealnya, kata Boping, proyek jalan hotmix bisa bertahan hingga 8 tahun. Namun, ketika kualitas pengerjaanya amburadul, dalam dua minggu langsung rusak digerus hujan.
Sebelumnya, Ketua Komisi I DPRD Tabanan Gede Suadnya Darma juga menyayangkan buruknya pengerjaan aspal jalan tersebut. Padahal dana yang digunakan sangat besar. Yang mengecewakan lagi, Tabanan sendiri belum mampu membiayai perbaikan jalan akibat minimnya anggaran. “Selama ini kita selalu berharap ada bantuan dari propinsi atau pusat,” tegasnya.
Ketika pengerjaannya kurang bagus, kata dia, masyarakat yang jadi korban. Dia berharap Dinas PU maupun Inspektorat turun melakukan pengawasan, sehingga tidak ada lagi kontraktor nakal dalam pengerjaan proyek.