Kondisi Subak Luwus I yang mengairi sawah petani di Kecamatan Baturiti dan Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan memprihatinkan. Subak yang sebenarnya melimpah masalah urusan air justru selama 1,5 tahun kekeringan. Masalah ini karena terowongan yang disebut Dam Luwus I mengalami pendangkalan atau sedimentasi sejak lama.
Permasalahan ini langsung mendapat atensi Dewan Tabanan. Dipimpin Ketua Komisi II DPRD Tabanan I Wayan Lara, turun menyerap keluhan para krama subak. Pada intinya masalah ini bakal dikawal dan krama subak diajak melaksanakan audiensi dengan Bupati Tabanan.
Pekaseh Subak Luwus I, I Made Puspa mengatakan masalah ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Krama subak sudah sempat melakukan gotong royong untuk melakukan pengerukan, namun susah. Karena sedimentasi dari terowongan mencapai 1 meter.
“Sekarang tidak bisa masuk, jongkok pun tidak bisa. Padahal dulu tetua kami untuk membersihkan terowongan yang panjangnya 400 meter ini berdiri masih bisa,” ujarnya saat menyampaikan keluhan kepada dewan di Kantor Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga.
Dengan kondisi ini Subak Luwus I yang terdiri dari enam tempek dengan luasan lahan 100 hektare ini kekeringan sudah sekitar 1,5 tahun. Selama kekeringan ini lahan sawah terbengkalai karena tidak bisa ditanam padi maupun palawija. “Sempat ada yang memaksakan sampai begadang mencari air, namun akhirnya gagal panen. Air mengalir kecil,” aku Puspa.
Bahkan, menurut dia, dampak dari kekeringan ini masyarakat khususnya di seputaran Desa Cau Belayu sampai harus ke luar desa untuk mencari pekerjaan. Khusus ibu-ibu mereka bekerja sebagai buruh bangunan tukang junjung paras. Padahal dengan melimpahnya air di persawahan mereka bisa fokus mengurus sawahnya.