DPRD Kabupaten Tabanan mendorong pihak eksekutif untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki masing-masing kecamatan di Tabanan. Hal tersebut perlu dilakukan dalam upaya mengoptimalisasi PAD di masa pandemi Covid-19 yang hampir lumpuh di segala sendi perekonomian.
Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga mengatakan sangat perlu mendata kembali potensi menonjol apa saja yang dimiliki di masing-masing kecamatan di kabupaten Tabanan. “Terutama yang belum maksimal digarap agar dimaksimalkan kembali”,ujaranya, dalam rapat kerja gabungan komisi dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah(TAPD) Tabanan di ruang rapat DPRD Kabupaten Tabanan.
Ditambahkannya potensi seperti Pajak Tanah dan Bumi, meskipun dalam kondisi pandemi masih ada saja yang bisa bayar pajak,dan tentu harus di pungut juga. “Memang telah ada datanya akan tetapi tinggal menindak lanjuti saja”, imbuhnya. Dengan demikian ia berharap nantinya benar-benar akan mampu menjadi peningkatan lebih bagi pendapatan asli daerah (PAD) dalam kondisi seperti saat ini. “Tentu dalam hal ini sangat perlu ada peningkatan kedisiplinan juga,” pungkasnya.
Kepala Bapelitbang Tabanan, Ida Bagus Wiratmaja, mengatakan terkait potensi masing-masing kecamatan di Tabanan belum bisa dijalankan secara maksimal dalam sisa 12 ini. Akan tetapi, untuk rencana kedepan harus,bahwasanya setiap kecamatan memiliki potensi apa yang menonjol untuk digali lebih jauh lagi. “Tidak boleh potensi yang dimiliki tersebut sampai terlepas nantinya. Dan,benar-benar harus diawasi,”tegasnya.
Terkait dengan hal tersebut potretnya telah dimiliki dan datanya di bagian keuangan juga telah ada. Meskipun datanya telah ada,akan tetapi jika dilihat dari potensinya masih sangat kecil sekali. Bisa dikatakan tidak akan banyak mampu mendongkrak PAD, biarpun 10 kecamatan digabung di Tabanan, masih tidak akan menutupi. Angka paling banyak berkisaran Rp. 10 Miliar di 10 Kecamatan di Tabanan. Tidak akan mampu membantu Rp.90 Miliar. Meskipun demikian tetap harus dicari,”bebernya.
Jika dilihat target PAD Kabupaten Tabanan total sebesar Rp. 450 Miliar,akan tetapi karena pandemi target diturunkan menjadi Rp.270 Miliar, dan target tersebut tidak mungkin juga akan mampu tercapai. “Mungkin tidak tercapainya Rp. 100 Miliar sampai Rp. 110 Miliar itu kan masih prediksi dan semuanya mungkin bisa saja berubah nantinya,” tandasnya.