Komisi IV DPRD Tabanan melakukan kunjungan untuk mengecek kesiapan BRSU Tabanan jika sewaktu-waktu menangani pasien terjangkit virus corona, Kamis (13/2/2020).
BRSU Tabanan satu dari tiga rumah sakit rujukan di Bali yang disiapkan untuk penanganan virus corona.
Meski belum terdeteksi di Indonesia, kasus berjangkitnya virus corona atau Covid-19, menjadi perhatian serius semua kalangan , karena virus tersebut mematikan. Ketua Komisi IV Gusti Komang Wastana didampingi tiga anggotanya, Ni Made Rahayuni, Ni Nyoman Ayu Wahyuni dan I Nyoman Suadiana. Ketua Komisi IV Gusti Komang Wastana melihat BRSU sudah menyiapkan sarana dan prasarana penanganan virus Corona dengan baik. BRSU Tabanan juga telah menyiapkan dokter yang mempunyai kompetensi yang mampu menganalisa virus Corona pada pasien. Meski demikian, Wastana menegaskan, dewan tetap berharap APBD juga direncanakan untuk menangani kebencanaan yang termasuk di antaranya langkah antisipasi virus-virus berbahaya seperti Corona.
“Kami juga menyarankan agar BRSU dan Diskes terus melakukan sosialisasi lebih awal ke masyarakat agar kecemasan di masyarakat bisa diantisipasi sehingga berita hoax terkait isu-isu yang berkembang bisa dicegah. BRSU Tabanan sudah siap tapi perlu ditingkatkan. “Kami sudah meninjau segala persiapan di rumah sakit dan semuanya sudah lengkap dan mungkin masih ada beberapa kekurangan yang pada intinya rumah sakit siap jika sewaktu-waktu ada pasien yang terjangkit virus corona,” ujar Wastana.
Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr I Nyoman Suratmika didampingi Dirut BRSU Tabanan dr. I Nyoman Susila mengatakan, pada prinsipnya untuk penanganan Corona ataupun penyakit menular lainnya, rumah sakit Tabanan sudah siap begitupun pembelajaran atau update ilmu yang baru juga sudah terus dilakukan. “Yang perlu ditekankan, masyarakat jangan terlalu gaduh, karena virus Corona belum sampai di Indonesia,” tandasnya.
Dikatakan, untuk ruangan isolasi ada dua di rumah sakit Tabanan dilengkapi tujuh tempat tidur dan khusus untuk antisipasi virus Corona akan disempurnakan dalam waktu dekat. Saat ini sudah memenuhi syarat, agar lebih lengkap lagi akan dipasang alat tekanan negatif untuk menyedot udara di ruangan tersebut atau untuk memfilter udara diruangan termasuk kuman kuman. “Alat sudah ada, tinggal dipasang yang memerlukanm waktu sekitar dua minggu,” katanya.
Kekurangan lain juga masih diperlukannya penambahan alat pelindung diri (APD) untuk tim medis. Dari kebutuhan 750 set alat pelindung diri untuk antisipasi yang dibutuhkan, saat ini baru ada 20 set. “Karena pakaian ini sekali pakai, petugas hanya menggunakan sekali saja, dan ini sudah dimohonkan ke dinas kesehatan Propinsi maupun ke Kementrian Kesehatan,” ucapnya. “Tergantung kasus dan keluhan, karena ruang isolasi ini untuk berbagai jenis penyakit menular lainnya tidak hanya virus Corona, bisa untuk flu burung ataupun pasien rabies, perbedaan hanya di dokter penanggung jawab tergantung kasus pasien, namun untuk tim dokter pendukung sama.